KITATAHU.ID – Berbicara tentang kalender masehi, erat kaitannya dengan bangsa Romawi. Kalender Masehi merupakan buatan bangsa Romawi meski dulunya seringkali terjadi modifikasi.
Kalender Lunar / Romulus
Awalnya bangsa Romawi memakai Kalender Lunar atau dikenal sebagai kalender Romulus karena dibuat pada masa pemerintahan raja Romawi Romulus.
Sistem penanggalannya didasarkan pada perhitungan fase bulan.
Setiap hari dalam penanggalan ini menandakan satu lokasi bulan dalam berevolusi terhadap bumi.
Perhitungan dalam kalender bulan diawali dari bulan sabit. Karena siklus bulan panjangnya sekitar 29 setengah hari, maka panjang bulan-bulan bervariasi antara 29 hingga 30 hari.
Kalender Julian
Pada masa pemerintahan Raja Julius Caesar, Kalender Romulus dikatakan keliru.
Berbeda dengan Romulus, perhitungan kalender Julian berdasarkan perputaran bumi yang mengelilingi matahari.
Dari hasil perhitungan tersebut didapat angka 365,25 hari. Hal ini berpengaruh pada musim yang datang lebih lambat.
Kemudian Raja Julius Caesar menambahkan satu hari di bulan Februari setiap 4 tahun sekali.
Kalender Julian diambil dari nama Julius Caesar.
Kalender Gregorian
Setelah kalender Julian lama digunakan, ternyata terdapat kesalahan perhitungan. Kalender Julian melenceng dari tanggal matahari sebanyak 10 hari.
Karenanya, sistem penanggalan ini tidak sinkron dengan musim dalam setahun. Penanggalan ini dikhawatirkan akan membuat hari Paskah terus menjauh dari tanggal seharusnya.
Kemudian Paus Gregorius XIII membuat sistem penanggalan yang baru dan kalender ini dikenal sebagai kalender Gregorian.
Kalender Masehi
Paus Gregorius XIII bersama dengan seorang ahli fisika yang bernama Aloysius Lilius dan ahli astronomi bernama Christoper Clavius, kemudian mengembangkan kalender Gregorian selama 5 tahun.
Sistem dalam kalender Julian yang menambahkan hari setiap 4 tahun sekali kemudian dihapus. Sistem kabisat berlaku 4 tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400.
Jadi tahun kabisat jatuh pada tahun 2000, tapi tidak di 1900, 1800 atau 1700. Paus Gregorius XIII juga memindahkan tahun baru yang semula 25 Maret menjadi 1 Januari dengan merujuk pada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Isa Al-Masih.
Kalender ini kemudian disebut kalender Masehi.